Cari Blog Ini

Minggu, 01 Mei 2011

Detail Penelitian Obat Bahan Alam

Judul Penelitian
Kajian Aktivitas Asam Usnat terhadap Bakteri Penyebab Bau Badan
Peneliti
Endarti
Elin Yulinah S.
Iwang Soediro Abstrak
Telah diisolasi asam usnat dari tumbuhan lumut (Usnea blepharea dan Usnea flexuosa, Usneaceae) dan diuji aktivitasnya terhadap bakteri penyebab bau badan yaitu Staphylococcus epidermidis, Corynebacterium acne, Pseudomonas aeruginosa dan Streptococcus pyogenes. Hasil menunjukkan bahwa isolat asam usnat memiliki karakteristik yang sama dengan asam usnat pembanding berdasarkan warna kristal, titik leleh, nilai Rf kromatografi lapis tipis, spektra infra merah dan ultra violet. Isolat asam usnat paling aktif terhadap Staphylococcus epidermidis dengan konsentrasi hambat minimum 1  µg/ml secara in vitro. Salep asam usnat 1% diuji pada punggung kelinci yang telah diinfeksi dengan Staphylococcus epidermidis, Corynebacterium acne, Streptococcus pyogenes dan Pseudomonas aeruginosa. Hasil menunjukkan bahwa salep tersebut dapat menyembuhkan infeksi kulit kelinci oleh Staphylococcus epidermidis, Corynebacterium acne, Streptococcus pyogenes dan Pseudomonas aeruginosa. Bagian punggung yang tidak diolesi salep dan diinfeksi oleh Staphylococcus epidermidis, Corynebacterium acne, Streptococcus pyogenes dan Pseudomonas aeruginosa masing-masing sembuh setelah 6, 7, 8 dan 20 hari. Keterangan
Tesis Tahun
2002 Tempat Penelitian
Sekolah Farmasi ITB Isolasi
Penelitian dimulai dengan pengumpulan tanaman Usnea dari daerah Tangkubanperahu dilanjutkan dengan pemeriksaan pendahuluan tumbuhan, meliputi pemeriksaan makroskopik dan determinasi tumbuhan.

Isolasi asam usnat dilakukan dengan metode ekstraksi dengan alat Soxhlet, pemekatan, kristalisasi, pemurnian dengan pelarutan dalam aseton dan uji kemurnian dengan kromatografi lapis tipis, spektrofotometri ultraviolet dan infra merah dengan pembanding asam usnat.

Isolasi bahan

Sebanyak 300 g simplisia kering yang telah digiling diekstraksi dengan alat soxhlet. Pelarut yang digunakan adalah eter minyak bumi sebanyak 2 liter. Hasil ekstraksi kemudian dipekatkan. Pemurnian dilakukan dengan menggunakan aseton.

Terhadap isolat asam usnat dilakukan pengamatan warna kristal, bentuk kristal, titik leleh, nilai Rf, hasil spektrofotometri infra merah dan ultraviolet.

Bahan yang diuji berasal dari tanaman Usnea yang dikumpulkan dari daerah Tangkubanperahu dari atas pohon puspa (Schima wallichii).
Pemeriksaan pendahuluan tanaman Usnea menunjukkan terdapan golongan senyawa saponin dan flavonoid.Hasil rendemen asam usnat dari Usnea blepharea adalah 0,8% lebih besar dibandingkan dengan asam usnat dari Usnea flexuosa yaitu 0,5%.
Pemeriksaan KLT, dengan fase diam silika gel Merck dan pengembang campuran heksana dan etil asetat dengan perbandingan 6:4 atau 7:3 dan digunakan penampak noda asam sulfat. Nilai RF pada KLT berturut-turut 0,61 dan 0,69
Uji Farmakologi
Uji efek anti bakteri dilakukan terhadap bakteri penyebab bau badan dengan metode difusi agar dan secara in vivo pada kulit kelinci yang diinfeksi bakteri tersebut. Pengujian asam usnat terhadap mikroba uji dilakukan dengan metode cakram

Pengujian Aktivitas Asam Usnat terhadap Bakteri

Pengujian meliputi pengukuran diameter hambatan dari berbagai konsentrasi asam usnat terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis, Corynebacterium acne, Streptococcus pyogenes atau Pseudomonas aeruginosa.

Pengujian aktivitas asam usnat terhadap jamur

Pengujian meliputi pengukiran diameter hambatan dari berbagai konsentrasi asam usnat terhadap jamur Pityrosporum ovale

Penentuan Aktivitas Antiinfeksi Sediaan Salep Asam Usnat pada Kulit Kelinci

Kelinci yang hendak diukur dicukur bulunya pada bagian punggung tanpa merusak kulitnya. Digunakan satu kelinci untuk setiap mikroba uji. Pada punggung kanan suspensi mikroba uji sebanyak 0,2 ml disuntikkan secara intrakutan. Punggung sebelah kiri diperlakukan sama dan digunakan sebagai control. Kelinci yang diinfeksi oleh bakteri dibiarkan selama 24 jam. Setelah itu pada punggung kelinci sebelah kanan diolesi sediaan salep asam usnat 1% masing-masing sebanyak 0.5 g sedangkan punggung kelinci sebelah kiri tidak diberi sediaan . dilakukan pengamatan setelah 24, 48, 72 jam dan seterusnya hingga infeksi sembuh, pengamatan meliputi berkurangnya infeksi yang ditandai dengan berkurangnya eritema dan udem pada kelinci uji.

Aktivitas terhadap Pseudomonas aeruginosa, Corynebacterium acne dan Streptococcus pyogenes lebih lemah berturut-turut dengan konsentrasi hambat minimum 1000, 25000 dan 10000  µg/ml. Hasil uji aktivitas antimikroba menunjukkan bahwa asam usnat dapat digunakan untuk infeksi oleh bakteri penyebab bau badan dengan aktivitas paling kuat terhadap Staphylococcus epidermidis dengan KHM 0,01  µg/cakram atau 1 µg/ml dan paling lemah terhadap Streptococcus pyogenes dengan KHM 100  µg/cakram atau 10000 µg/ml, oleh karena itu untuk sediaan dibuat salep asam usnat dengan kadar 1%. Terhadap jamur Pityrosporum ovale, asam usnat tidak menunjukkan aktivitas. Dari hasil pengamatan uji antiinfeksi dengan salep asam usnat 1% pada kulit kelinci menunjukkan bahwa infeksi dapat disembuhkan dan kesembuhan tercepat ditunjukkan pada Staphylococcus epidermidis dengan kesembuhan 3 hari sedangkan salep tetrasiklin sebagain pembanding menyembuhkan setelah penggunaan 2 hari. Salep asam usnat 1% menyembuhkan infeksi oleh Pseudomonas aeruginosa setelah penggunaan 7 hari, sedangkan kontrol yang tidak diobati sembuh dalam 20 hari.
Uji Toksisitas
Uji Iritasi Okuler Salep Asam Usnat pada Kelinci <br />Sediaan salep dengan basis vaselin msing-masing sebanyak 100 mg dioleskan pada bagian bawah kelopak mata kanan enam ekor kelinci. Mata kiri tidak diberi sediaan salep dan digunakan sebagai control. Kedua kelopak mata atas dan bawah dipegang untuk merapatkannya selama beberapa derik. Kelinci dibiarkan selama 18 jam dalam kotak penahan kelinci. Pengamatan dilakukan setelah 1, 2, 3 dan 4 hari. Dilakukan penilaian terhadap respon yang terhadi yaitu dengan menghitung skor kornea, iris dan konjungtiva. Indeks iritasi ocular dapat dihitung dengan rumus

IIO=NK+NI+NC

NK=DOxLOx5

NI= Ix5 NC= (M+K+E)x2

IIO= indeks iritasi ocular

NK= nilai kornea

NI= nilai iris

NC= nilai konjungtiva

DO= rata-rata skor derajat opasitas

LO=rata-rata luas opasitas

LO= rata-rata skor luas opasitas

I= rata-rata skor iris

M= rata-rata skor pemerahan

K= rata-rata skor khemosis

E= rata-rata skor eksresi air mata. Dari pengamatan uji iritasi okuler pada mata kelinci menunjukkan bahwa salep asam usnat 1% tidak mengiritasi okuler. Bagi mereka yang mengutip hasil penelitian ini wajib menuliskan sumbernya Sekolah Farmasi ITB http://bahan-alam.fa.itb.ac.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar